BERITABANGGAI.COM, LUWUK – Ada hal menarik yang terungkap dalam forum Musrembang RPJMD Kabupaten Banggai 2021-2026 di Luwuk, Selasa (2/11/2021). Yakni soal banyaknya anak daerah yang jadi pengangguran, ditengah hingar bingar investasi pengolahan minyak dan gas bumi di daerah ini.
Salah seorang tokoh masyarakat Kabupaten Banggai, Irman Budahu, mengungkap fakta banyaknya tenaga kerja yang berasal dari luar daerah di seputar industri Migas di Kabupaten Banggai. Menurut dia, perlu ada transparansi dan pengaturan yang jelas dalam beberapa tahun ke depan, terakit tenaga kerja pada industri Migas ini.
BACA JUGA : Seorang Nelayan Ditemukan Tidak Bernyawa Diatas Perahu 2 Mil Dari Pantai Wisata Pulo Dua
Irman menjelaskan, ia menemukan banyaknya orang luar daerah yang datang bekerja di Kabupaten Banggai dari aktivitas industri Migas. Padahal, jenis pekerjaannya tidak teknis dan bisa dikerjakan oleh anak anak di daerah ini.
Mantan Ketua KPU Kabupaten Banggai itu mengaku sudah berkomunikasi dengan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Banggai. Hanya saja, perangkat daerah yang kini dipimpin Helena Padeatu itu mengaku tidak mampu melakukan kontrol atas masalah ketenaga kerjaan di lingkungan industri Migas.
Irman mengatakan, perusahaan industri Migas seperti Pertamina, DS-LNG, PT PAU dan beberapa perusahaan lain yang terlibat dalam pengelolaan Migas di Kabupaten Banggai harus transparan dalam hal tenaga kerja.
“Menurut saya, hal semacam ini harus diatur, agar daerah benar benar bisa mendapatkan manfaat dari pengolahan sumber daya alam yang ada di daerah ini,” kata Irman.
Menjawab itu, Bupati Banggai Amirudin Tamoreka menjelaskan, memang masalah ketenaga kerjaan ini menjadi salah satu perioritas yang akan dibenahi dalam masa kepemimpinannya.
BACA JUGA : Banggai Targetkan Pendapatan Daerah Tembus 2,5 Triliun Pada Tahun 2022
Amirudin menjelaskan, dirinya akan melakukan pertemuan dalam waktu dekat ini di Makasar, bersama dengan SKK Migas dan Kontraktor Kontrak Kerjasama (KKS) serta perusahaan dalam lingkungan industri Migas. Menurut dia, salah satu hal yang akan ia bicarakan adalah soal tenaga kerja.
Amirudin mengatakan, setiap minggu ada pesawat yang di carter perusahaan yang datang dan mendarat di Bandara SA Amir, hanya untuk mengantarkan tenaga kerja dari luar yang akan melakukan pertukaran tenaga kerja. Kata dia, biaya yang harus dikeluarkan perusahaan jauh lebih besar jika harus melakukan hal itu. Padahal, bisa dilakukan dengan mempersiapkan SDM di daerah, untuk kualifikasi tenaga kerja yang mereka butuhkan.
“Kita harus membangun komitmen itu. Perusahaan harus menyekolahkan anak anak di daerah ini dalam waktu 2 atau tiga tahun, agar bisa memenuhi kualifikasi tenaga kerja yang dibutuhkan. Kita harus memperjungkan komitmen itu,” kata Amirudin
(bb/03)
Discussion about this post