BERITABANGGAI.COM, MASAMA – Bosaano Masama Rahmat Djalil menyesalkan pernyataan Direktur PT. Anugerah Tompira Nikel, Ahmad Efendi Rambe, saat berbicara dihadapan pemerintah dan masyarakat Desa Ranga-Ranga Kecamatan Masama pada pertemuan yang dilaksanakan pada Kamis (27/10/2022).
Menurut Rahmat Djalil, Lembaga Adat Masama tidak pernah datang menemui pimpinan dan staf PT.ATN untuk meminta melakukan ritual adat. Lembaga Adat Masama sejak awal menolak dengan tegas eksploitasi sumber daya alam dalam bentuk pertambangan nikel, karena diyakini merusak lingkungan dan mengancam sektor pertanian yang selama ini menjadi sumber kehidupan masyarakat.
“Tidak ada satupun perangkat adat dari kebosaanoan masama yang ikut ritual tersebut. Perangkat adat masama juga tidak pernah datang (menemui bos PT ATN) dan meminta membuat ritual adat,” kata Rahmat Djalil.
Rahmat Djalil mengatakan, kalaupun ada oknum-oknum masyarakat yang datang dan mengatas namakan adat, tidak lantas hal tersebut diklaim sebagai lembaga adat masama.
“Mungkin ada aktivis-aktivis LSM atau lembaga sosial yang selama ini konsen terhadap masalah adat istiadat, tapi itu bukan lembaga adat Masama,” kata Rahmat.
Seperti diberitakan sebelumnya, Direktur PT. Anugerah Tompira Nikel, Ahmad Efendi Rambe, saat berbicara dihadapan pemerintah dan masyarakat Desa Ranga-Ranga Kecamatan Masama pada pertemuan yang dilaksanakan pada Kamis (27/10/2022), menyebutkan bahwa keberadaan alat berat dan upacara ritual adat yang dilaksanakan di Jety yang berada di wilayah Desa Ranga-Ranga beberapa waktu lalu, adalah atas permintaan Lembaga Adat Masama.
Sebelumnya, Pemerintah Desa Ranga Ranga Kecamatan Masama menyoal keberadaan alat berat dalam bentuk excavator dan pelaksanaan ritual adat di kawasan Jety yang dilaksanakan oleh pihak perusahaan, namun tidak diketahui oleh pemerintah Desa Ranga-Ranga.
(bb/03)
Discussion about this post