BERITABANGGAI.COM,Luwuk—Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai menggelar Rapat Koordinasi Penguatan Gerakan Jumantik Lingkungan dan Implementasi Inovasi Siswa Berantas Jentik dan Memantau Lingkungan Sekolah (Si Batik Maleo), di Hotel Swissbelinn Luwuk, Senin 2 September 2024.
Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka pelaksanaan deteksi dini, preventif dan responsif penyakit tingkat Kabupaten Banggai Tahun 2024.
Dihadiri oleh 182 peserta, kegiatan ini dibuka oleh Pj Sekretaris Daerah, Ramli Tongko.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, Mohammad Risal, S.Kep, mengatakan, penyakit DBD merupakan salah satu penyakit menular dan endemis.
Penyakit ini disebabkan oleh virus dengue, yang ditularkan melalui gigitan nyamuk aedes aegypti. Penyakit DBD banyak menimbulkan keresahan di lingkungan masyarakat karena angka kesakitan dan kematian yang terjadi dalam waktu singkat.
Sampai saat ini, kata dia, belum ada vaksin yang tepat yang dapat digunakan untuk mencegah dan memberantas penyakit demam berdarah dengue.
Ia menyebutkan kasus DBD di Indonesia yang tersebar di 467 kabupaten kota, 34 provinsi sampai pekan ke 23 tahun 2024 sebanyak 131.501 kasus, dan menyebabkan sebanyak 799 kasus kematian.
Di Kabupaten Banggai, sampai Juli 2024, angka kejadian DBD sebanyak 45 kasus, dengan insiden rate 11,2/100.000 jumlah penduduk.
Masalah penyakit DBD tidak hanya menggambarkan masalah klinis pada individu tetapi mempengaruhi dampak sosial dan ekonomi pada lingkungan masyarakat.
Oleh sebab itu, kata dia, untuk menangani penyakit DBD tak bisa hanya melibatkan Dinas Kesehatan. Namun dibutuhkan peran serta masyarakat, lintas sektor, lintas program, pemerintah daerah dan DPRD.
Berdasarkan hal ini, dipandang perlu untuk dilaksanakan Koordinasi Penguatan Gerakan Jumantik Lingkungan dan Implementasi Inovasi Siswa Berantas Jentik dan Memantau Lingkungan Sekolah (Si Batik Maleo) Tingkat Kabupaten Banggai.
Ia juga menjelaskan, tujuan rakor untuk membangun komitmen dan kebijakan dalam penanggulangan penyakit demam berdarah secara terintegrasi antara pemerintah daerah, masyarakat, lintas sektor dan lintas program.
Disebutkan, peserta kegiatan sebanyak 182 orang, berasal dari Dinkes Banggai, Kementerian Agama, Camat Luwuk, Camat Luwuk Utara, Camat Luwuk Selatan, Kepala Puskesmas, Pengelola DBD di puskesmas, kepala sekolah di Luwuk, Luwuk Utara dan Kepala Sekolah di Luwuk Selatan, serta lintas sektor lainnya.
Sementara narasumber berasal dari Kementerian Kesehatan, Dr Agus Handito, dan Edi Priyanto, MPh.
Juga Kepala Dinas Kesehatan Banggai, dr I Wayan Suartika; Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinkes Provinsi Sulteng, dr Mohamad Ikbal; Penanggung Jawab Arbovirosis Dinkes Provinsi Sulteng Muhadi Dahlan, SKM; Dinas PMD, dan Ketua Forum Komunitas Belajar SDN Maahas, Taufik Akbar, SPd.
Rapat koordinasi yang dibiayai dengan Dana Alokasi Khusus (DAK) nonfisik tahun 2024 ini berlangsung dengan metode berupa ceramah, diskusi dan tanya jawab.
Pj Sekda Banggai, Ramli Tongko, mewakili Bupati Banggai, dalam sambutannya menyatakan, kegiatan ini penting dan strategis. Olehnya ia bangga dapat hadir dan mendukung serta memperkuat gerakan Jumantik, terutama dalam konteks lingkungan dan sekolah.
“Inovasi Si Batik Maleo yang akan dibahas dan implementasikan merupakan bagian penting dari komitmen kita untuk menciptakan lingkungan yang sehat dan aman bagi anak anak kita serta masyarakat sekitar,” tutur Ramli Tongko yang juga Kepala Bappeda Banggai ini.
Ia mengajak semua pihak yang terlibat untuk bekerja sama, saling mendukung dan saling berbagi informasi serta pengalaman untuk mencapai tujuan bersama.
Ia berharap rapat koordinasi itu menjadi momentum untuk memperkuat sinergi antara pemerintah, masyarakat dan dunia pendidikan.
Kegiatan ini ditandai dengan deklarasi komitmen bersama sekolah bebas jentik cegah DBD dengan inovasi siswa berantas jentik dan memantau lingkungan sekolah (Si Batik Maleo).
Turut bertandatangan dalam deklarasi, Pj Sekda Banggai Ramli Tongko mewakili Bupati Banggai Amirudin Tamoreka, para narasumber, kepala sekolah dan camat di wilayah Kota Luwuk. (BB/007)
Discussion about this post