BERITABANGGAI.COM, BATUI – Sebagai lokasi pembangunan tapak projek atas eksploitasi sumber daya alam berupa Migas di Kabupaten Banggai, Provinsi Sulawesi Tengah, nama Kecamatan Batui kini sudah mendunia. Tidak saja dikenal di dalam negeri namun juga oleh mancanegara melalui proyek Migas itu.
Meski menjadi wilayah yang terkenal akibat dari pengelolaan gas diperut bumi, namun kemiskinan masih menjadi fenomena sosial di wilayah Kecamatan Batui. Pada masa pandemi covid-19 semacam ini, masyarakat miskin di wilayah itu juga turut merasakan dampak.
Beruntung pada momentum bulan suci Ramdhan sejumlah warga yang tergolong dalam kaum dhuafa itu, mendapat perhatian dari aparat kepolisian setempat. Sejumlah kaum dhuafa di Kecamatan Batui kembali mendapatkan bantuan dari anggota polri setempat, melalui kegiatan yang dipimpin langsung Kapolsek Batui Iptu IK. Yoga Widata SH, pada Kamis (22/4/2021).
Adapun warga yang menerima bantuan adalah, Nenek Kawiyah (80) warga Kelurahan Lamo, Andi Hadija husaen (59) warga Kelurahan Balantang, Moning Dani (50), Udu Enot (55) warga Kelurahan Sisipan, Kecamatan Batui.
Iptu IK. Yoga Widata SH, mengatakan, Nenek Kawiyah merupakan janda yang saat ini sedang sakit, mengalami kebutaan dan tinggal seorang diri di rumahnya. Dalam kesehariannya Nenek Kawiyah dirawat oleh anaknya yang tinggal tidak jauh.
“Sedangkan Andi Hadija Husaen merupakan seorang janda yang saat ini sedang sakit komplikasi struk dan gula menahun serta tinggal bersama dua orang anaknya yang juga mengalami keterbelakangan mental,” kata Iptu Yoga.
Selanjutnya, Iptu Yoga menuturkan, untuk ibu Moning Dani hanya hidup bersama dengan suaminya sebagai buruh serabutan dan tinggal di rumah dengan kondisi yang tidak layak yaitu atas bocor, dinding rumah papan lapuk, berlantai tanah, dalam kehidupan sehari2 Ibu Moning dan suaminya sebagai buruh serabutan.
“Untuk ibu Udu Enot adalah seorang janda yang tinggal seorang diri dan kondisi fisik yang sering sakit sakitan, tidak pernah mendapat bantuan dari pemerintah,” tutur Iptu Yoga.
Perwira dua balak ini menjelasan, sedekah yang diberikan tersebut dalam bentuk sembako sebagai wujud kepedulian jajaranya kepada warga berekonomi lemah dengan harapannya dapat membantu meringankan beban hidup sehari-hari.
“Di bulan yang penuh berkah ini kami hanya ingin berbagi dengan sesama. Karena senyum mereka adalah bahagia kami,” tutup Iptu Yoga. (bb/03)
Discussion about this post