BERITABANGGAI.COM, LUWUK – Warga Dusun Tingki-tingki, Kelurahan Sisipan terus mendapat ancaman serius akibat pengingkisan pantai (Abrasi). Kini tinggal setengah meter lagi mencapai salah satu rumah milik warga.
Kimo (38) salah satu warga pemilik rumah di bibir pantai ini mengeluhkan bahwa hampir kurang lebih 15 tahun abrasi ini tak pernah disikapi oleh pemerintah.
“ini sudah dari 2006 tapi belum ada penyelesaiannya” ujar Kimo.
Tak hanya itu, Kimo (38) bersama istrinya Rostin (37) harus merelakan rumahnya dihantam ombak ketika air pasang naik. Sehingga mereka kini terpaksa harus pindah ke tempat yang lebih aman.
“Torang terpaksa harus pindah” ujar singkatnya, Minggu (4/7/2021).
Selain Kimo, 47 kepala keluarga (KK) lainnya yang tinggal di dusun tingki-tingki juga harus sigap jikalau sewaktu-waktu pengikisan pantai menghampiri rumah mereka.
“Abis rumah om Kimo, bisa jadi rumahnya torang lagi” ucap Inggi, salah satu pemudi Tingki-tingki ini.
Warga juga berharap kepada pihak pemerintah untuk segera menangani kasus tersebut, sebelum puluhan hunian warga di habisi abrasi.
Disisi lain, Pihak pemerintah Kelurahan Sisipan menjelaskan bahwa pihaknya telah berkomunikasi dengan pemerintah Kecamatan dan Kabupaten.
“Kami telah berupaya komunikasi ke atasan” tutur Lurah Sisipan, Salamulhaq K Adjab. (bb/03)
Discussion about this post