BERITABANGGAI.COM,Luwuk—Kabupaten Banggai tidak termasuk dalam 79 kabupaten/kota dan 18 provinsi di Indonesia yang endemis frambusia. Hal ini didasarkan pada Kepmenkes Nomor 496 Tahun 2017 tentang tentang Daerah Endemis Frambusia di Indonesia.
Kepala Subkoordinator Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, Theodora Chintya, menerangkan, sebagai daerah yang bebas frambusia, berdasarkan Permenkes nomor 8 Tahun 2017 tentang eradikasi frambusia, Kabupaten Banggai dapat mengajukan sertifikasi bebas frambusia (eradikasi frambusia).
Hal ini menjadi alasan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Banggai menggelar sosialisasi dan penggalangan komitmen bersama menuju eradikasi frambusia, di Hotel Santika Luwuk, Rabu 8 Mei 2024.
Theodora Chintya, yang juga Ketua Panitia Kegiatan, menerangkan beberapa hal yang melatarbelangi adanya sosialisasi dan penggalangan komitmen bersama eradikasi frambusia.
Ia menjelaskan, eradikasi frambusia merupakan upaya pembasmian yang dilakukan secara berkelanjutan untuk menghilangkan frambusia secara permanen sehingga tidak lagi menjadi masalah kesehatan masayarakat. Dalam Permenkes Nomor 8 tahun 2017, untuk mencapai eradikasi frambusia diperlukan upaya intensifikasi penanggulangan frambusia.
Sertifikasi bebas frambusia tersebut, merupakan salah satu upaya yang diselenggarakan untuk menilai apakah suatu kabupaten/kota terbukti tidak ditemukan kasus frambusia baru berdasarkan surveilans yang berkinerja baik.
Dimana, Kabupaten/Kota akan mendapatkan sertifikat bebas frambusia setelah dilakukan penilaian program dan surveilans oleh tim penilai bebas frambusia tingkat Provinsi dan Tim Penilai Bebas Frambusia Pusat.
Unsur yang dinilai pada sertifikasi bebas frambusia meliputi kegiatan promosi kesehatan, pengendalian faktor risiko dan surveilans frambusia yang dilakukan oleh kabupaten/kota.
Ini sejalan dengan target pemerintah Indonesia yang menetapkan eradikasi frambusia di seluruh kabupaten/kota pada tahun 2025.
Salah satu syarat mencapai target tersebut adalah surveilans berkinerja baik. Ini ditandai dengan adanya pelaporan yang rutin dari seluruh puskesmas di Indonesia serta adanya kegiatan penemuan kasus secara aktif berupa pemeriksaan anak sekolah dan pemeriksaan di desa atau puskesmas keliling untuk memperoleh informasi mengenai situasi frambusia yang terjadi di wilayah tersebut.
Ia juga menjelaskan, kegiatan penanggulangan frambusia lainnya yakni promosi kesehatan dan pengendalian faktor risiko dimana dalam pelaksanaannya memerlukan advokasi, pemberdayaan masyarakat dan kemitraan dengan membangun Kerjasama lintas program/lintas sektoral/organisasi masyarakat dalam pelaksanaan eradikasi frambusia.
Di Kabupaten Banggai, kata dia, upaya tahapan sertifikasi frambusia telah dimulai sejak bulan Februari 2024. Mencakup sosialisasi pengenalan dan pelaporan frambusia pada pengelola program di Puskesmas serta pendampingan oleh Kabupaten pada pelaksanaan skrining frambusia di sekolah-sekolah yang ada di wilayah kerja Puskesmas.
“Hal ini yang melatarbelakangi Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai melaksanakan pertemuan sosialisasi dan penggalangan komitmen bersama menuju eradikasi Frambusia di Kabupaten Banggai,” katanya, dalam laporannya pada pembukaan sosialisasi tersebut.
Diketahui Dinkes Banggai menggelar kegiatan sosialisasi dan penggalangan komitmen bersama menuju eradikasi framusia di Hotel Santika Luwuk, Rabu 8 Mei 2024.
Kegiatan tersebut dibuka Bupati Banggai yang diwakili Asisten II Setda Banggai, Bambang Eka Sutedi. Turut hadir Kepala Dinas Kesehatan Banggai, dr I Wayan Suartika, ME.
Dalam pertemuan ini panitia menghadirkan dua orang narasumber, yakni dr. Ramona Utami, Sp.KK, M.Kes dari RSUD Luwuk. Ia memberikan materi tentang pengenalan frambusia. Narasumber kedua dr. Lucky B.R. Rondonuwu dari Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah. Ia hadir memberikan materi tentang peran lintas sektor dalam pencapaian eradikasi Frambusia.
Kegiatan sosialisasi eradikasi frambusia diikuti sebanyak 62 peserta, yakni 27 kepala puskesmas se Kabupaten Banggai, 27 orang penanggungjawab program frambusia puskesmas, tiga peserta dari Dinkes Banggai yang diwakili Sekretaris Dinkes Nurmasita Datu Adam, Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Haris Sibadu, dan Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2) Dinkes Banggai, Moh Risal, S.Kep.
Selain itu, lima orang peserta yakni Kepala Bappeda, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Kepala Kantor Kementerian Agama Banggai, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa, dan Ketua TP-PKK Kabupaten Banggai, Ketua TP PKK Syamsuarni Amirudin. (BB/007)
Discussion about this post