BERITABANGGAI.COM, PALU – JOB Pertamina-Medco E&P Tomori Sulawesi (JOB Tomori) bersama PT Pertamina EP Donggi Matindok Field (PEP DMF) berkolaborasi memeriahkan Environmental Fest 2025 di Lapangan Imannuel, Palu.
Dua perusahaan yang tergabung di bawah Zona 13, Regional Indonesia Timur, Subholding Upstream Pertamina itu, ikut meramaikan kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka Hari Lingkungan Hidup Sedunia mengangkat tema”Hentikan Polusi Sampah Plastik” sejak Rabu (18/6/2025) hingga Sabtu (21/6/2025).
Kegiatan tersebut diikuti oleh perusahaan, UMKM, pemerhati lingkungan, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Sulteng, serta DLH Kabupaten Kota se-Sulteng.
Acara dibuka secara simbolis dengan melepaskan burung merpati pada Rabu (18/6) oleh Gubernur Sulawesi Tengah diwakili Asisten Perekonomian dan Pembangunan, Rudi Dewanto didampingi Kepala Dinas LH Sulteng Yopie M.I. Patiro, Ketua DPRD Sulteng, SKK Migas, Forkopimda, Ketua TP-PKK Sulteng, Asisten, Staf Ahli Gubernur, Kepala Dinas, dan Biro lingkup Sulteng, serta pimpinan perusahaan peraih PROPER.
“Terima kasih kepada perusahaan yang telah berkomitmen dalam melakukan inovasi baik di bidang lingkungan maupun sosial untuk mewujudkan kinerja keberlanjutan,” tutur Rudi Dewanto saat membacakan sambutan Gubernur Sulawesi Tengah.
JOB Tomori dan PEP DMF berkolaborasi menampilkan poster program unggulan inovasi sosial dan produk mitra binaan dalam satu booth, dan secara bergantian melakukan presentasi program kepada pengunjung pameran mengenai program ecoinovasi dan keanekaragaman hayati.
Kegiatan tersebut semakin ramai dengan kehadiran pengunjung dari Universitas Tadulako yang aktif mengajukan pertanyaan.
JOB Tomori telah meraih PROPER Emas untuk keempat kalinya secara berturut-turut, sedangkan PEP Donggi Matindok Field telah meraih penghargaan tersebut dua tahun berturut-turut.
PROPER Emas merupakan penghargaan tertinggi dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), atas inovasi lingkungan dan sosial berkelanjutan yang dilakukan oleh perusahaan, sebagai bukti komitmen dalam menjaga kelestarian lingkungan.
Pertamina EP Donggi Matindok Field mengusung inovasi sosial Simpul Emas (Sistem Pengolahan Madu dan Ekowisata Berbasis Masyarakat) di Desa Leme-Leme Darat, Kabupaten Banggai Kepulauan yang menyasar Masyarakat Adat Togong Tanga.
Inovasi ini mencakup pengembangan kawasan konservasi berbasis masyarakat adat, pemanfaatan hutan berbasis apikultur, dan pengembangan eko-edu wisata minat khusus.
Keberhasilan pelaksanaan program, mendorong masyarakat adat Togong-Tanga melakukan replikasi di 6 desa lainnya yaitu Desa Unu, Desa Olusi, Desa Mangais, Desa Meselesek, Desa Alul, dan Desa Komba-Komba.
Selain itu, melalui inovasi ini Perusahaan turut berbagi pengetahuan melalui penciptaan mesin pasteurisasi dan vacuum cooling untuk mengolah madu yang turut mengadopsi proses produksi di dalam Central Processing Plan.
JOB Tomori mengusung program Pertanian Berkelanjutan Petani Banggai (Panutan Banggai) di Desa Sumberharjo, Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah untuk menyelesaikan permasalahan kegagalan panen yang dialami oleh para petani melalui implementasi serangkaian kegiatan seperti Serak Sulawesi Pahlawan Cegah Kematian Petani (Sersan Cemani), Kompos Bikin Hidup Lebih Baik (Pos Bidik), Pompa Air Tenaga Kincir Angin, dan pengembangan Eko-Eduwisata Burung Hantu.
Program ini menyasar pada 5 kelompok rentan, yaitu 100 orang petani pemilik, 25 orang buruh tani, 4 orang kelompok usaha kecil, 74 orang fakir miskin, dan 20 orang anak-anak. Program ini berkontribusi pada penurunan kerugian para petani dari 50-80% per hektar menjadi 5-10% per hektar, dan mengurangi emisi GRK sebesar 58 TonCO2/Tahun.
Selain itu, Program ini ikut serta dalam upaya konservasi dan peningkatan keanekaragaman hayati dimana terdapat 89 ekor Serak Sulawesi yang menggunakan 59 Rubuha.
Dikonfirmasi terpisah Kepala Departemen Formalitas dan Komunikasi SKK Migas Kalsul, Wisnu Wardhana mengungkapkan apresiasinya kepada JOB Tomori dan Pertamina Donggi Matindok Field atas capaian apresiasi Proper Emasnya.
Capaian ini bukan hanya sekedar prestasi diatas kertas, namun sebuah wujud komitmen industri hulu migas dalam menjalankan operasinya dengan mengutamakan keberlanjutan lingkungan serta memperhatikan pengembangan masyarakat disekitar wilayah operasi.
Keduanya harus berjalan berdampingan selaras dengan asta cita Presiden dalam mewujudkan Swasembada Pangan dan Energi.
“Terima kasih atas dukungan dari stakeholder, khususnya dari Pemerintah Daerah. Tentunya sangat diperlukan dalam mendukung kelancaran operasi hulu migas dalam mencapai target yang telah ditetapkan Pemerintah”. Lifting Naik, Bisa!, pungkas Wisnu. (*)
(bb/03)
Discussion about this post