BERITABANGGAI.COM—Belum lama ini, Kabupaten Banggai melakukan studi tiru di Kabupaten Sidoarjo, Provinsi Jawa Timur.
Studi tiru yang dilakukan sejumlah OPD di lingkungan Pemda Banggai ini untuk belajar dan mencari informasi mengenai Kota Layak Anak (KLA). Sidorjo dipilih sebagai lokasi studi tiru karena daerah ini setiap tahunnya mendapatkan penghargaan KLA.
Dalam studi tiru ini, Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai termasuk organisasi perangkat daerah yang dilibatkan dalam kegiatan yang dimotori Bappeda Banggai itu.
Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, Nurmasita Datu Adam, mengatakan, studi kaji banding Kota Layak Anak melibatkan Bappeda Banggai dan Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kabupaten Banggai dan Dukcapil Banggai.
Kegiatan kaji banding ini berlangsung tiga hari, mulai 25 Juli sampai 27 Juli 2024.
Ia mengatakan, banyak hal yang dipelajari terkait Kota Layak Anak di Sidoarjo. Terutama terkait indikator Kota Layak Anak, seperti akses air bersih rumah tangga maupun angka kematian bayi dan gizi balita dan KTR.
Dalam peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Nomor 12 Tahun 2011 tentang indikator kabupaten kota layak anak, terdapat sedikitnya 9 indikator kota layak anak dari klaster kesehatan.
Indikator dalam aturan ini menurut Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, dr Wayan Suartika, menjadi acuan semua daerah dalam upayanya mencapai predikat Kota Layak Anak. “Kesehatan masuk dalam klaster 3, yakni klaster kesehatan dasar dan kesejahteraan,” katanya.
Indikator KLA klaster kesehatan ini antaranya angka kematian bayi; prevalensi kekurangan gizi pada balita; persentase Air Susu Ibu (ASI) eksklusi; jumlah Pojok ASI; persentase imunisasi dasar lengkap; jumlah lembaga yang memberikan pelayanan kesehatan reproduksi dan mental; jumlah anak dari keluarga miskin yang memperoleh akses peningkatan kesejahteraan; persentase rumah tangga dengan akses air bersih; dan tersedianya kawasan tanpa rokok.
Upaya merancang pembangunan yang berorientasi kepada Kota Layak Anak melibatkan banyak OPD, termasuk Dinas Pendidikan, Dukcapil, dan Dinas Perpustakaan.
Meski begitu, studi tiru hanya diikuti Dinas Kesehatan, DP3AP2KB dan Bappeda sebagai leading sektor.
Senada dengannya, Sekretaris Bappeda Abdullah Djafar menjelaskan, kunjungan studi tiru ke Bappeda Sidoarjo fokus belajar dan menggali informasi mengenai penanganan dan penilaian Kota Layak Anak.
Tak hanya ke Bappeda, tim Pemda Banggai juga berkunjung ke UPT P2KB. Ini terkait dengan pelaksanaan penanganan kekerasan anak.
Selain itu, kunjungan ke Dinas Perpustakaan Sidoarjo, terkait fasilitas belajar dan ruang baca khusus anak-anak.
Untuk merangsang minat baca anak, Dinas Perpustakaan setempat mengedukasi anak-anak melalui dongeng maupun penyebaran informasi melalui bioskop.
Diketahui ikut serta dalam rombongan yang diketuai Kepala DP3AP2KB Banggai Faisal Karim ini, antaranya Sekdis Kesehatan Banggai, Nurmasita Datu Adam, Sekretaris Bappeda Abdullah Djafar dan Kabid Pembangunan Manusia dan Masyarakat Bappeda Banggai Supriyadi Sahada. (BB/007)
Discussion about this post