BERITABANGGAI.COM,Luwuk—Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Kabupaten Banggai melaksanakan apel bersama dan ramah tamah, di Halaman Kantor Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Banggai, Jumat 19 Juli 2024.
Apel bersama yang dihadiri ASN di lingkup Dinas Koperasi serta pengurus koperasi dari berbagai kecamatan di Banggai itu, dilaksanakan dalam rangka memperingati Hari Koperasi Indonesia ke-77.
Bupati Banggai Amirudin bertindak sebagai pembina dalam apel pagi peringatan Hari Koperasi Indonesia.
Sementara Kasubag Umum Dinkop dan UKM Banggai bertindak sebagai pimpinan apel bersama.
Bupati Amirudin tiba di Kantor Koperasi dan UKM Banggai di Jalan Ahmad Yani Luwuk sekitar pukul 08.30 Wita dan disambut oleh Kepala Dinkop dan UKM Helena Padeatu.
Ia juga disambut dengan tarian Mangala Boti dari Komunitas Seni Rompong.
Dalam apel bersama memperingati Hari Koperasi itu, turut hadir sejumlah pimpinan OPD, perwakilan instansi vertikal dan pimpinan BUMN, serta pegiat koperasi.
Peringatan Hari Koperasi yang sejatinya diperingati setiap tanggal 12 Juli itu mengambil tema perayaan “Koperasi Sebagai Ekosistem untuk Konsolidasi, Akselerasi dan Eskalasi Ekonomi Mikro dan Kecil”.
Tema ini terkait erat dengan upaya meneguhkan peran strategis koperasi menuju Indonesia Emas 2045.
Bupati Banggai, Ir. H. Amirudin, MM, AIFO, dalam kesempatan itu membacakan sambutan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, Teten Masduki.
Ia, menyatakan, beberapa tahun terakhir ini, berbagai bangsa di dunia menghadapi himpitan krisis.
Mulai dari krisis ekonomi, pangan, energi, krisis iklim, dan bahkan krisis geopolitik yang puncaknya menambah ketidakpastian dalam segala sendi kehidupan.
Tantangan serupa juga terasa dampaknya dan tengah dihadapi di tanah air, seperti gejolak harga pangan dan ketidakpastian masa panen.
“Ketidakpastian ini hanya bisa kita jawab dengan prinsip kehati-hatian dengan diagnosa yang benar, dengan “formula obat” yang tepat, dengan aksi yang cepat dan paling mendasar adalah dengan kebersamaan yang kuat. Pembelajaran ini yang kita dapat saat melewati krisis pandemi Covid-19 atau bahkan krisis-krisis lain yang telah dilewati sebelumnya,” katanya.
Peringatan ke-77 tahun Koperasi tahun ini, kata dia, penting untuk merefleksikan bagaimana agar peran koperasi di tanah air semakin strategis dalam menjawab tantangan krisis dan ketidakpastian tersebut.
Khususnya untuk mempercepat ikhtiar kebangsaan keluar dari middle income trap.
“Hari ini pendapatan per kapita rakyat kita diperkirakan baru sekitar US$ 4.919 (2023). Untuk menjadi negara maju di 2045 nanti, pendapatan perkapita ini harus bisa naik setidaknya lima kali lipat. Pertanyannya bagaimana target itu dapat dicapai dalam situasi krisis dan serba ketidakpastian? Selanjutnya apakah target itu dapat tercapat dengan struktur ekonomi yang ada saat ini,” katanya.
Ia menerangkan lebih dari 99 persen dari pelaku usaha di tanah air adalah usaha mikro. Tiap–tiap krisis, populasi usaha mikro semakin melebar sehingga menyebabkan terjadinya persaingan usaha yang kompleks.
Tidak hanya antara usaha mikro dengan skala usaha yang lebih besar, tetapi mereka bahkan telah bersaing antara sesama usaha mikro untuk memperebutkan kue ekonomi yang semakin terbatas.
Usaha mikro ini pula yang menempati porsi terbesar dari pelaku usaha yang belum mendapatkan akses pembiayaan formal, belum mendapatkan akses inovasi dan teknologi atau bahkan usaha mereka paling rentan terhadap perubahan lingkungan.
Olehnya, mustahil ikhtiar kebangsaan untuk menaikkan pendapatan per kapita 5 kali lipat pada tahun 2045 nanti dapat dicapai dengan mengandalkan struktur ekonomi yang ada saat ini.
Membawakan sambutan Menteri Teten Masduki, Bupati Banggai mengemukakan, saat ini koperasi telah menjadi bagian ekosistem usaha rakyat agar dapat bertumbuh dari Usaha Mikro ke Usaha kecil; Usaha Kecil ke Usaha Menengah; dan terhubung ke dalam rantai pasok industri nasional.
“Koperasi telah menjadi solusi pembiayaan mikro yang paling banyak di akses oleh rumah tangga di Indonesia (4,25 persen) setelah Bank Umum selain Kredit Usaha Rakyat/KUR (4,95 persen).
Bahkan di sektor pertanian dan perdesaan, koperasi telah menjadi lembaga keuangan utama dalam pemenuhan pembiayan usaha.
Solusi inilah yang terus kita ingin perbesar melalui penguatan lembaga pembiayaan dana bergulir (LPDB) dengan mematok 100 persen dari pembiayaan untuk koperasi,” kata Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki dalam keterangan resmi yang dibacakan Bupati Banggai.
Teten Masduki menegaskan koperasi menjadi sangat strategis dalam mengonsolidasikan para pelaku usaha mikro dan kecil agar usahanya menjadi lebih berskala ekonomi; mengakselerasinya dengan inovasi dan teknologi agar menghasilkan produk-produk berkualitas dan bernilai ekonomi tinggi; dan mengeskalasi agar terjalin kemitraan rantai pasok.
Pada tahap ini, koperasi telah membantu memberikan kepastian kepada pelaku UMKM untuk tumbuh ditengah ketidakpastian ekonomi yang tengah terjadi.
Melalui pondasi itulah, KemenKopUKM mengimplementasikan komitmen inovasi mendorong pengembangan model koperasi yang semakin modern.
KemenKopUKM melakukan pengembangan model korporatisasi dan nelayan berbasis koperasi seperti pembangunan pabrik Minyak Makan Merah per 1.000 hektare sawit milik petani swadaya; dan penyaluran BBM bersubsidi untuk nelayan kecil dan tradisional melalui skema solusi atau solar untuk Koperasi Nelayan.
Demikian pula dengan pembangunan rumah produksi bersama (RPB) pada tiga tahun terakhir.
PRB itu menjadi sentra industri skala menengah atau medium industry yang dikelola oleh koperasi untuk mengolah komoditi unggulan ekonomi rakyat agar menghasilkan produk produk berkualitas dan bernilai ekonomi tinggi.
Koperasi telah menjelma menjadi solusi untuk memberikan kepastian pembelian produk, memberikan kepastian terhadap akses inovasi teknologi, memberikan kepastian terhadap akses kemitraan dan bahkan akses permodalan.
“Alhamdulilah RPB yang dikelola oleh koperasi ini telah terbangun dan mulai dikembangkan untuk pengolahan produk turunan dari coklat, garam, rotan, bambu, kulit, cabe dan beberapa komoditi unggulan lainnya di sejumlah daerah. Inilah sejatinya masa depan ekonomi kita. Masa depan lapangan pekerjaan kelas menengah yang menjanjikan buat generasi muda hari ini dan kedepannya,” katanya.
Model ini pula, kata dia, yang dipercaya dapat mengoreksi sekaligus menaikan pendapatan perkapita segenap rakyat kita sebesar lima kali lipat pada 2045 nanti.
“Sekali lagi untuk menaikkan pendapatan segenap rakyat, bukan pendapatan orang per orang,” katanya.
Ia menyatakan, untuk mengupayakan hal tersebut, di mana koperasi berperan sebagai ekosistem pendukung ekonomi usaha mikro dan kecil, koperasi harus terlebih dahulu hadir sebagai pemberdaya anggota. Koperasi tidak boleh sekadar memenuhi ambisi sebagian pengurusnya saja.
Apalagi sampai terperangkap dengan nostalgia masa lalu. Dunia, kata dia, terus berubah. Begitupun koperasi harus terus menyempurnakan gerakannya menjawab tantangan zaman yang terus berubah.
Koperasi di tengah himpitan krisis dan serba ketidakpastian, harus semakin egile, yakni memiliki kemampuan adaptrasi lebih cepat, lebih inovatif, lebih akuntabel, sehingga dapat memberikan manfaat lebih besar kepada anggota dan lingkungannya.
“Untuk itu kami mengingatkan agar akuntabilitas koperasi harus terus diperkuat, tata kelola koperasi harus semakin baik sehingga koperasi semakin dipercaya oleh masyarakat. Kita ingin koperasi menjadi pilihan rasional bagi tiap tiap warga negara untuk menaruh harapan dan mengembangkan usahanya. Maka semangat inilah yang kita ingin lembagakan kedalam rancangan undang–undang koperasi. Kita berharap agar RUU Koperasi segera di undangkan guna memperkuat ekosistem kelembagaan koperasi yang lebih baik,” katanya.
Menteri Koperasi dan UKM mengucapkan terima kasih kepada seluruh pengurus dan anggota koperasi.
Ketekunan dan keteladanan, dalam berkoperasi telah ikut mengantarkan ekonomi Indonesia tumbuh dan semakin berkualitas. Meski demikian, kita tidak boleh cepat berpuas diri.
Kita membutuhkan lebih banyak orang Indonesia yang berkoperasi, lebih banyak koperasi koperasi sektor ril, sektor produktif yang mampu mengoptimalisasi pengelolaan sumber daya alam agar lebih adil dan mensejahterakan. Kita membutuhkan lebih banyak lagi koperasi koperasi yang menyediakan inovasi dan teknologi sehingga menjadi ekosistem usaha yang lebih menjanjikan bagi anak-anak muda untuk berkiprah.
“Saya berharap semangat berkoperasi kita terus tularkan kepada generasi muda. Mari manfaatkan kehadiran koperasi multipihak sebagai terobosan untuk menarik minat dan bakat anak anak muda Indonesiayang terbukti unggul. Insyaallah semakin banyak pelaku usaha mikro dan kecil yang berkoperasi, semakin banyak koperasi yang memberikan solusi terhadap akses pelaku UMKM terhadap inovasi teknologi, terhadap kemitraan, terhadap pasr dan bahkan terhadap permodalan maka semakin banyak dan cepat UMKM di tanah air untuk naik kelas,” katanya.
Dilansir dari DKISP Banggai, pada apel tersebut juga diserahkan Sertifikat Hak Atas Tanah (SHAT) gratis bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) tahun 2023, yaitu:
- Hasrawati Palason dari Kelurahan Simpong, Kecamatan Luwuk Selatan
- Kasman Yakin dari Kelurahan Baru, Kecamatan Luwuk
- Ginardi Chandra dari Kelurahan Baru, Kecamatan Luwuk.
Selain itu, tiga koperasi yang menerima Sertifikat Penilaian Kesehatan Koperasi juga diumumkan.
Ketiga koperasi tersebut adalah Kopwan Restu Ibu dari Kecamatan Toili Barat, KPN Pengayoman dari Kecamatan Luwuk Selatan, dan KPRI Koperdik dari Kecamatan Toili. (BB/007)
Discussion about this post