BERITABANGGAI.COM, LUWUK – Hasil kerja cepat Bupati Banggai Amirudin Tamoreka mulai membuahkan hasil. Penanganan darurat atas jebolnya tanggul penahan di Sungai Toili sudah terlihat, sehari setelah kunjungan orang nomor satu di Kabupaten Banggai itu.
Saat ini aliran air di bendungan Toili kembali normal setelah dilakukan penanganan sacara darurat atas tanggul penahan yang jebol disungai itu.
Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Banggai, Usman Suni, menjelaskan, sejak pukul 15.30 Wita pada Sabtu (12/6/2021) aliran air di Daerah Irigasi Toili Kiri dan Kanan sudah kembali normal, setelah sebelumnya sempat mengalami kekeringan akibat jebolnya tanggul penahan.
Langkah antisipasi tersebut dilakukan berdasarkan hasil koordinasi dan kerja terintegrasi antara Dinas TPHP, Dinas PUPR dan Badan Penanggulangan Bencana BPBD Kabupaten Banggai.
Dengan begitu, saat ini lahan pertanian seluas 3,417 hektar yang terdampak jebolnya tanggul sudah dapat teratasi secara darurat.
Sebelumnya, sebagaimana diberitakan media ini, Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Banggai mencatat terdapat 3,417 hektar sawah di Kecamatan Toili dan Moilong yang terdampak akibat jebolnya sebuah tanggul penahan dan memberi dampak terhadap kawasan pertanian di tiga daerah irigasi di wilayah itu.
Kepala Dinas TPHP Kabupaten Banggai, Usman Suni yang dikonfirmasi usai mendampingi Bupati Banggai Amirudin Tamoreka meninjau lokasi tanggul yang jebol pada Jumat (11/6/2021) menjelaskan, jebolnya tanggul pada 28 Mei 2021 lalu itu, telah berdampak pada Daerah Irigasi Toili kanan seluas 417 hektar sawah yang terdampak kekeringan, pada Daerah Irigasi Toili Kiri terdapat 1.300 hektar sawah terdampak kekeringan dan pada Daerah Irigasi Moilong terdapat 1.700 hektar yang terdampak akibat tergenang air.
Adapun wilayah terdampak tersebut dilaporkan, untuk wilayah Kecamatan Toili terjadi di Desa Rusa Kencana, Desa Mansahan, Desa Sidomukti, Kelurahan Cendana dan Desa Cendana Puara. Sedangkan di Kecamatan Moilong terdapat 15 desa, terkecuali Desa Tou.
“Secara total, luas lahan terdampak itu mencapai 3.417 ton,” kata Usman.
Menurutnya, estimasi kehilangan produksi beras akibat jebolnya tanggul ditaksir mencapai 8.200,8 ton, dengan estimasi 2,4 ton produksi beras dari lahan terdampak seluas 3,417 hektar tersebut.
Selain dampak jebolnya tanggul,Dinas TPHP Kabupaten Banggai juga memperkirakan kemungkinan dampak kerugian petani akibat banjir yang diperkirakan terjadi antara Juni hingga pertetngahan Agustus mendatang, serta dampak kekeringan yang diperkirakan pada pertengahan bulan Agustus hingga Oktober 2021.
Usman menyebutkan, solusi yang dapat dilakukan untuk pemecahan masalah tersebut adalah dengan membangun tanggul penahan dengan dimensi kurang lebih 35 meter.
Seperti diketaui, Bupati Amirudin Tamoreka pada Jumat (11/6/2021) kemarin telah melakukan peninjauan terhadap lokasi kerusakan tanggul tersebut, dan telah memerintahkan kepada Dinas PUPR Kabupaten Banggai untuk mengambil langkah daruat untuk mengantisipasi kebutuhan petani pada daerah irigasi tersebut. (bb/03)
Discussion about this post