BERITABANGGAI.COM, BATUI – Pada momentum petingatan Hari Bumi 22 April, Koalisi Batui Bersatu (Kobatu) mempertegas perlawanan terhadap korporasi perusak lingkungan terutama yang ada di Kecamatan Batui.
Aksi damai yang dilakukan di tugu Pasar Batui mengkampanyekan beberapa isu terkait lingkungan dan konflik agraria.
“Aksi damai ini merupakan salah satu bentuk keresahan masyarakat Batui terhadap beberapa investasi yang ada di kecamatan Batui” Kata, Aulia Viqran Hakim.
Perampasan serta penyerobotan lahan Petani Batui oleh PT. Sawindo Cemerlang dan Pertambangan Migas dan Nikel menjadi isu pokok pada aksi protes, pada Jumat sore (23/4/2021) itu.
Aulia, Kordinator lapangan Kobatu, juga menjelaskan bahwa dengan masuknya usaha pertambangan nikel dengan konsesi kurang lebih 12.047 Ha akan memperparah kondisi lingkungan dan hutan di Batui.
“Hadirnya PT. Donggi Senoro, PAU, JOB, Pertamina EP, Sawindo Cemerlang, DSP, KLS dan beberapa perusahaan, tidak mampu mensejahterakan masyarakat Batui malah menimbulkan kerusakan lingkungan serta konflik agraria berkepanjangan. Apalagi dengan terbitnya beberapa izin usaha Pertambangan Nikel maka dipastikan akan memperparah keseimbangan ekosistem lingkungan, dan membunuh ruang gerak petani dan masyarakatnya adat Batui” Jelas Tulus, sapaan akrabnya.
Koalisi Batui Bersatu juga menegaskan secara tegas menolak masuknya pertambangan nikel di kecamatan Batui.
“Kami tegas menolak masuknya Industri Ekstraktif. Persoalan perusahaan-perusahaan sekarang saja belum selesai mau di tambah lagi dengan korporasi yang tidak ramah lingkungan sama sekali” Tutup Aulia.(bb/03)
Discussion about this post