BERITABANGGAI.COM, LUWUK – Camat Lamala dan sejumlah kepala desa dari Kecamatan Lamala berharap Kementrian Pertanian RI mengoptimalkan potensi yang ada di wilayah tersebut. Harapan tersebut disampaikan saat berdiskusi dengan Staf Khusus Menteri Pertanian RI, Yesiah Ery Tamalagi, Kamis (14/9) siang diruang kerja Staf Khusus.
“Sebagaimana bapak ketahui meski potensi desa berlimpah tapi dana ADD sangat terbatas untuk mengoptimalkan potensi yang ada sama kami,” kata Camat Lamala, Muhamad Saleh Padekes.
Dexy Lamari selaku Kepala Desa Kotabaru mengungkapkan jika petani ditempatnya sangat membutuhkan sentuhan alat mesin pertanian.
“Luas lahan pertanian kami 300-an hektar, tapi kami hanya punya 4 traktor rodak empat. Mungkin ada jalannya agar kelompok tani kami bisa memiliki traktor roda empat. Karena untuk menutupi selama ini terpaksa kita sewa saat dibutuhkan,” harap Dexy.
Sementara Alfred Lasimpoh selalu Kepala Desa Sirom berharap perhatian Kementrian Pertanian terhadap desanya yang sebagian besar lahannya adalah lahan perkebunan.
“Lahan perkebunan kami lebih 350 hektar. Kendalanya pada jalan yang sangat berpengaruh terhadap proses peoduksi. Kami berharap perhatian terhadap pengembangan jalan perkebunan ditempat kami,” ungkap Alfred.
Persoalan jalan kantong produksi juga dialami Desa Poroan. Risman Tadjudin selaku Kades Poroan selain berharap adanya perhatian terhadap jalan kantong produksi juga berharap program terhadap pengembangan ternak sapi.
Yesiah Ery Tamalagi dalam diskusi menjelaskan kebijakan Kementrian Pertanian selama kepemimpinan Menteri Syahrul Yasin Limpo.
“Kementrian Pertanian APBNnya sangat kecil, 13-an Trilyun. Ini tentu saja tidak bisa membantu kebutuhan petani di seluruh Indonesia. Tapi pak menteri selalu punya cara agar pertanian kita tetap kokoh, yaitu melalui KUR. Tapi harus diingat KUR itu bukan bantuan, tapi program kepada petani yang harus mereka bayar saat berproduksi,” kata Yesiah Ery.
Dalam kesempatan tersebut Yesiah Ery juga menjelaskan berbagai hal seputar KUR dan memotivasi para kepala desa untuk melakukan berbagai terobosa dibidang pertanian sebagaimana yang sudah dilakukan dibeberapa tempat di Sulawesi Tengah.
“Mudah-mudahan kita ketemu nanti dilapangan waktu saya ke Banggai. Kita bosa lebih bebas berdiskusi dilapangan dengan melihat kondisi obyektif masyarakat bapak bapak di desa,” ujar Yesiah Ery diujung diskusi.(*)
(bb/03)
Discussion about this post