BERITABANGGAI.COM, LUWUK – Desa Wisata digalakkan untuk mendorong kebangkitan ekonomi pariwisata Indonesia.
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kemenparekraf/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Barekraf) untuk ketiga kalinya, meluncurkan program Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2023.
Diketahui, ADWI merupakan salah satu program unggulan penggerak kebangkitan pertumbuhan ekonomi dan pengembangan pariwisata Indonesia. Namun, tidak semua destinasi wisata di Nusantara masuk nominator ADWI.
ADWI dimulai dari seleksi untuk mendapatkan 500 nominator; selanjutnya diperkecil menjadi 300 desa wisata; lalu 75 desa wisata.
Kepala Bidang Pemasaran Pariwisata Dinas Pariwisata Kabupaten Banggai Subrata Kalape, menerangkan, ADWI tidak berorientasi kepada destinasi wisata. Tetapi, kata dia, lebih pada pengembangan atau pengelolaan desa di sektor wisata.
Sehingga di samping memiliki potensi alam dan budaya, juga diperlukan keterlibatan dan peran serta masyarakat secara maksimal.
“Ini sebenarnya sasaran dari desa wisata. Kalau hanya bertumpuk pada pengelolaan objek wisata, sementara desa tidak disentuh, semisal Salodik memiliki DTW, air terjun permandian, tetapi desanya (belum). Kalau masuk nominasi desa wisata, harus beserta desanya,” katanya.
Ia menerangkan, kepala desa berperan besar dalam memasukan potensi desanya di sektor pariwisata.
Saat ini, kata dia, Dinas Pariwisata Banggai tengah mengupayakan keterlibatan pemerintah desa, melalui program Bangko Seven. Sebuah program yang namanya diambil dari akronim Banggai Kota Seribu Event.
Bangko Seven, program Dispar Banggai yang akan digelar mulai tahun depan itu, diharapkan dapat mendorong pelibatan pemerintah desa di dalamnya.
Untuk merangsang keterlibatan pemerintah desa, kata dia, event –event yang nantinya digelar di setiap desa, akan didorong 10 desa terbaik untuk diajukan menjadi Desa Wisata.
Ia menyebutkan, terdapat lima Desa Wisata yang diajukan bidang destinasi, yang masuk dalam desa binaan Kemenparekraf.
Lima desa tersebut, antara lain: Desa Wisata Koniyo Kampangar, Balantak; Desa Wisata Padang Sabana Lenyek, Luwuk Utara; Air Terjun Dendengan, Nambo; Eko Wisata Banyu Langit, Moilong; dan Desa Wisata Uwedaka, Kecamatan Pagimana.
“Lima Desa Wisata ini sudah terdaftar di kementerian, ada piagamnya,” terangnya.
Menurut Subrata Kalape, lima Desa Wisata ini masuk binaan Kemenparekraf, namun belum masuk dalam nominasi 500 desa besar desa wisata prioritas.
“500 menuju nominasi 300 dan selanjutnya menuju 75 desa wisata,” katanya soal tahapan ADWI.
Piagam untuk nominator 75 desa wisata diserahkan langsung oleh Menparekraf Sandiaga Uno.
Ia menyebutkan tahun ini di Sulawesi Tengah yang masuk ADWI, adalah Donggala dan Buol, Sigi. Termasuk juga satu dari Banggai Laut, dengan Danau Ubur-Ubur, Mbuang-Mbuang. (*)
(bb/03)
Discussion about this post