BERITABANGGAI.COM, MASAMA – Pelayanan kesehatan di Pusksesmas Tangeban, Kecamatan Masama, Kabupaten Banggai, sempat dikeluhkan warga melalui media sosial. Namun ternyata hal tersebut hanyalah dipicu oleh kesalah pahaman antara keluarga pasien dan pihak petugas kesehatan.
Seperti diketahui sebelumnya keluarga pasien yang berasal dari Desa Nipa, Kecamatan Lamala, mengeluhkan pelayanan petugas kesehatan di Puskesmas Tangeban, saat melayani kelahiran bayi kembar dua yang kemudian di rujuk ke RSUD Luwuk, Selasa (26/10/2021).
Keluarga pasien yang juga Kepala Desa Nipa, Yosdi Kamati, memposting keluhannya itu melalui akun media sosial facebook miliknya. Ia menyoal pelayanan Puskesmas Tangeban terhadap pasien bayi kembar dua yang pada akhirnya meninggal dunia, karena tidak memberian oksigen kepada bayi kembar itu saat dirujuk ke rumah sakit Luwuk.
Postingan Yosdi tersebut mengundang komentar dari berbagai pihak yang tidak mengetahui kronologis kejadiannya. Menyadari adanya keluhan keluarga pasien di media sosial dan ramainya komentar liar dari netizen yang tidak mengetahui kronolgis kejadian, pihak Puksesmas Tangeban langsung menghubungi Kepala Desa Nipa, yang juga keluarga pasien, Yosdi K Mati untuk memberikan penjelasan atas permasalahan tersebut.
“Kami sudah berkomunikasi dengan pihak keluarga pasien, dan memberikan penjelasan,” kata dr I Gede Made Sarjana, dokter Puskesmas Tangeban yang menangani kelahiran dua bayi kembar itu.
Kepada media ini, dr Gede menjelaskan, pihaknya merujuk pasien ke RSUD Luwuk lantaran kondisi ibunya pengalami pendarahan hebat dan pada saat itu harus segera ditangani lebih lanjut. Soal bayi yang tidak diberikan oksigen, kata dr Gede, secara teknis detak nadi bayi pada saat itu, tidak dapat dipasangkan dengan jenis oksigen yang tersedia di Puskesmas.
“Oksigen yang kita punya oksigen 100, sedangkan detak nadinya kuat. Menurut SOP harus oksigen 25, dan kita tidak punya. Saat itu saya terfokus ke kondisi ibunya, karena memang harus segera tertangani lanjut,” kata dr Gede.
Setelah terjadi komunikasi antara pihak Puskesmas Tangeban dan keluarga pasien, saat ini masalah tersebut sudah sama sama dipahami. Pihak keluarga pasien juga telah menghapus postingan di media sosial, dan menyatakan masalah tersebut sudah selesai dan hanya dipicu oleh kesalah pahaman.
(bb/03)
Discussion about this post