BERITABANGGAI.COM,Luwuk—Tuberkulosis (TBC) masih menjadi masalah kesehatan. TBC masih menjadi masalah di dunia dan Indonesia, termasuk wilayah Kabupaten Banggai.
Data Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, menunjukkan tren perkembangan penyakit tuberkulosis di daerah ini belum sepenuhnya terselesaikan.
Kasus TBC sempat berkurang pada masa pandemi Covid-19 tahun 2021. Namun dari hasil pendataan Dinkes, penyakit tuberculosis kembali menunjukkan adanya peningkatan.
Tahun 2021 misalnya, kasus tuberculosis di Kabupaten Banggai sebanyak 656 kasus, terbanyak kasus TB SO sebanyak 654 kasus dan TB RO sebanyak 11 orang.
Kemudian tahun 2022, terdapat sebanyak 939 kasus, dengan rincian 922 kasus TB SO dan 17 kasus TB RO. Di wilayah Kabupaten Banggai, kasus TB terbanyak terdapat di wilayah Kampung Baru yakni sebanyak 131 pasien TB SO.
Jumlah kasus tersebut meningkat pada tahun 2023 yakni sebanyak 1032 pasien, rinciannya 1014 kasus TB SO dan 18 kasus TB RO.
Sebarannya juga terbanyak di wilayah Puskesmas Kampung Baru Kecamatan Luwuk yakni 109 kasus TB SO dan 3 kasus TB RO.
Dwi Pebrianti, Techical Officer Global Fund pada Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, mengemukakan, bahwa kasus tuberculosis pada tahun 2021 mengalami penurunan karena adanya pandemi Covid-19 yang menyebabkan masyarakat enggan berobat ke Puskesmas.
Ia menjelaskan pasien TB terbagi dalam tiga kategori, yakni TB Sensitif Obat (SO), TB Resisten Obat (RO), dan TB mono resistensi. Ketiga jenis TB yang diderita pasien itu berbeda dalam penanganan dan pengobatannya.
TB RO lebih fokus dilakukan pengobatan di rumah sakit, sementara TB Sensitif Obat (SO) dan TB mono resistensi dapat ditangani melalui puskesmas. ”Pasien TB RO ditangani melalui rumah sakit karena adanya tenaga dokter spesialis yang lengkap,” tuturnya. (BB/007)
Discussion about this post