BERITABANGGAI.COM, LUWUK – Aktivitas perusahaan tambang nikel PT. Koninis Fajar Mineral (KFM) mulai meresahkan warga. Keluhan seputar aktivitas pertambangan itupun terus di sampaikan masyarakat setempat.
Pasalnya kondisi air di hulu sungai Pongian kini telah berubah warna kemerah-merahan, yang diduga terjadi akibat jebolnya kolam pengendap tanah yang dibuat oleh PT. KFM, pada Selasa (18/4/2021).
Solidaritas masyarakat Desa Pongian telah beberapa kali melakukan aksi protes terhadap pemerintah dan pihak perusahaan terkait perubahan air sungai di desa itu. Namun hingga kini, suara masyarakat setempat belum juga mendapat tanggapan dari pemerintah dan perusahaan.
Padahal, pihak PT. KFM beberapa waktu lalu telah berkomitmen melakukan penanganan dampak terhadap air sungai Pongian, yang ditandatangani langsung kepala teknik tambang, R Abdullah Praja.
“Kami semakin resah sampai sekarang belum ada sikap dan realisasi dari pihak perusahaan dan pemerintah seperti apa terkait air sungai kami,” Tutur Ibrahim Muhammad, warga Desa Pongian.
Selain itu, Nelayan juga mengeluhkan dampak yang mulai merasa rasakan saat melaut. Pasalnya, jaring yang mereka gunakan terkena lumpur yang menjadi bawaan dari air sungai pongian.
“Oleh karena itu kami berharap secepatnya untuk mencarikan solusinya. Apabila tidak ada tindakan kongrit maka kami akan melakukan aksi besar-besaran” Tambah Ibrahim.
Sementara itu, Plt. Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Banggai dan Camat Bunta saat dikonfirmasi terkait masalah tersebut, tidak memberikan komentar apapun. (bb/05)
Discussion about this post