BERITABANGGAI.COM, LUWUK – Musda Golkar Kabupaten Banggai akan dihelat akhir bulan ini. Nama Beni Tamoreka melejit dan disebut sebut sebagai calon kuat. Lantas, bagaimana konstalasi Musda Golkar jika ternyata Beni Tamoreka tidak berminat mencalonkan diri? Adakah peluang bagi fungsionaris Golkar Banggai, Syarifudin Tjatjo, menahkodai partai itu?
Banyak spekulasi yang berkembang belakangan ini terkait kabar keikutsertaan adik kandung Bupati Banggai terpilih itu dalam Musda. Meskipun Beni sendiri belum menyatakan kesediaannya untuk mengikuti kontestasi Musda partai berlambang beringin itu.
Sejak nama Beni disebut-sebut, arus dukungan kepadanya semakin kuat. Beni bahkan diprediksi akan memenangkan Musda Golkar Banggai secara aklamasi. Beni disebut telah mendapatkan lebih dari 50 persen dukungan, atau 17 dari 29 suara yang akan menentukan kepemimpinan Golkar Banggai mendatang. Bahkan Plt Ketua DPD AMPI Banggai Irwanto Kulap, menyatakan dukungan AMPI kepada Beni Tamoreka pada Musda nanti.
Meski begitu, banyak kalangan masih meragukan kesediaan Beni Tamoreka untuk ikut mendaftar sebagai calon pada Musda Golkar itu. Kesibukan Beni dalam aktivitas bisnisnya serta terbentur persyaratan pencalonan, menjadi alasan utama soal kemungkinan besar Beni tak ikut dalam Musda Golkar nanti. Apalagi hingga saat ini, Beni sendiri belum memberikan keterangan soal kesediaannya untuk maju dalam pemilihan ketua DPD Golkar Banggai.
Lantas, jika Beni Tamoreka ternyata tidak mencalonkan diri, siapa calon kuat Ketua DPD Partai Golkar Banggai pasca kepemimpinan Samsul Bahri Mang nanti?
Nama Syarifudin Tjatjo sebenarnya sejak awal sudah mengemuka. Politisi senior di tubuh Golkar Banggai itu memiliki peluang besar karena memenuhi syarat administrasi pencalonan yang diatur dalam internal Partai Golkar. Arif juga diyakini memiliki kemampuan untuk menahkodai partai Golkar di Kabupaten Banggai. Sayangnya, nama Ketua Fraksi Golkar DPRD Banggai itu mengalami degradasi sejak nama Beni Tamoreka mulai di elus elus jelang pelaksanaan Musda dalam beberapa pekan terakhir.
Bahkan, saat ditanya media, Om Arif memilih tidak memberikan komentar terhadap perkembangan konstalasi Musda. Ia memilih diam dan tidak memberikan statemen politiknya kepada publik, dengan alasan belum waktunya ia memberikan komentar.
Bagaimana dengan peluang Irwanto Kulap? politisi asal Nuhon yang meraih suara signifikan dalam Pileg tahun 2019 silam itu juga dinilai memiliki peluang untuk memimpin Golkar Banggai. Sebelumnya, Irwanto diprediksi akan menempati posisi sekretaris, baik Syarifudin Tjatjo maupun Beni Tamoreka yang akan memimpin Golkar.
Namun, jika Beni Tamoereka ternyata tidak bersedia mengikuti Musda Golkar nanti, apakah dengan begitu Syarifudin Tjatjo akan serta merta didaulat secara aklamasi oleh forum Musda? ataukah Irwanto Kulap yang justru akan tampil sebagai “kuda hitam” dalam forum Musda, dan memantik mayoritas dukungan swing voter dari 29 suara Musda? kita tunggu saja. (bb/03)
Discussion about this post