BERITABANGGAI.COM, LUWUK – Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai menggelar pertemuan peningkatan kapasitas tenaga pengelola surveilans Puskesmas dan Rumah Sakit, dalam rangka meningkatkan kualitas laporan Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR) di Kabupaten Banggai.
Kegiatan tersebut dilaksanakan di hotel Estrella Luwuk, Kamis (6/10/2022, yang dihadiri 51 orang peserta, masing–masing 27 orang peserta dari puskesmas, 6 RSUD, 2 dari Rumah Sakit Claire Medika dan 16 orang panitia dan peserta Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai.
Seperti diketahui, Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon adalah suatu sistem yang dapat memantau perkembangan trend suatu penyakit menular potensial KLB/wabah dari waktu ke waktu (periode mingguan) dan memberikan sinyal peringatan (alert) kepada pengelola program bila kasus tersebut melebihi nilai ambang batasnya sehingga mendorong program untuk melakukan respons.
Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, Nurmasita Datu Adam, dalam sambutannya pada pertemuan itu, menekankan soal pencapaian laporan SKDR mingguan dari pekan pertama hingga 38 tahun 2022.
Meski mengapresiasi laporan SKDR yang telah lengkap, namun ia mengingatkan soal ketepatan waktu, sehingga laporan tidak terlambat diberikan.
“Laporan mingguan itu sedapat mungkin diterima pada hari selasa,” tegasnya.
Ia juga mengatakan, kegiatan peningkatan kapasitas tenaga pengelola surveilans yang dilaksanakan itu sangatlah penting. Sebab, biasanya pergantian pengelola program surveilans, kadang menjadi hambatan dalam mencapai target pekerjaan.
Nurmasita berharap peserta pengelola surveilans memanfaatkan peningkatan kapasitas tenaga pengelola surveilans dengan sebaiknya–baiknya sehingga mendapatkan tambahan ilmu. Hal tersebut akan berguna dalam pelaksaan pekerjaan di lapangan sehingga tidak terjadi masalah seperti salah menginput data.
Disebutkan, pengelola surveilans adalah jantung Dinas Kesehatan, yang peranannya sangat penting untuk mengetahui secara dini potensi KLB.
“Dari surveilans itu kita dapat menentukan satu wilayah KLB atau tidak,” paparnya.
Ia meminta ketika muncul penyakit yang berpotensi menimbulkan kasus KLB agar segera dilaporkan oleh surveilans kepada kabupaten.
“Kalau ada potensi KLB diharapkan dilaporkan ke kabupaten dalam 1×24 jam,” katanya. “Ini juga agar bisa dilaporkan ke Pemprov pada saat terjadi KLB seperti DBD,” paparnya.
Laporan yang tepat waktu itu kata Nurmasita Datu Adam, penting untuk menentukan apakah kasus seperti DBD ditangani apakah melalui abatisasi atau fogging.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai dr I Wayan Suartika, ME dalam sambutannya yang dibacakan oleh panitia, menjelaskan Kemajuan teknologi transportasi dapat membuat mobilitas manusia dan hewan maupun barang menjadi sangat tinggi dan cepat, kondisi tersebut berpengaruh terhadap risiko penularan penyakit secara global.
Kata dia, dunia saat ini menghadapi ancaman munculnya Kejadian Luar Biasa (KLB) yaitu timbulnya suatu kejadian dan atau meningkatnya suatu kejadian kesakitan atau kematian melebihi keadaan biasa pada suatu kelompok masyarakat dalam periode waktu tertentu.
Disamping itu ancaman munculnya penyakit baru (new emerging) dan re-emerging juga menajdi tantangan global yang harus siap untuk dilakukan antispisasi pencegahan dan penanggulangannya.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai itu mengatakan Surveilans Kesehatan adalah kegiatan pengamatan yang sistematis dan terus menerus terhadap data dan informasi tentang kejadian penyakit atau masalah kesehatan dan kondisi yang mempengaruhi terjadinya peningkatan dan penularan penyakit atau masalah kesehatan untuk memperoleh dan memberikan informasi guna mengarahkan tindakan pengendalian dan penanggulangan secara efektif dan efisien.
Target kinerja surveilans melalui aplikasi SKDR dari minggu 1 s/d 35 Kabupaten Banggai untuk kelengkapan sudah mencapai target yatu 91,11% (target 90%), ketepatan belum mencapai target 80,95 % (target 85%) dan Alert yang diverifikasi sudah tercapai target 100%.
Ruang lingkup dari SKDR adalah semua kegiatan surveilans dalam rangka untuk deteksi dini dan respon penyakit potensial KLB baik difasilitas kesehatan (puskesmas, rumah sakit, laboratorium) dan jejaringannya.
“Dengan adanya kegiatan ini diharapkan dapat memberikan gambaran bagi kita atas usaha yang telah dan perlu kita lakukan kedepan serta didapatkan solusi dari berbagai masalah dalam menjalankan program surveilans di puskesmas dan Rumah Sakit di Kabupaten Banggai ini,” pungkasnya.
(bb/03)
Discussion about this post