BERITABANGGAI.COM, TOILI – Kecamatan Toili merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Banggai dengan area pertanian yang luas. Kondisi tersebut membuat wilayah tersebut membutuhkan ketersediaan pupuk yang cukup, untuk menjaga stabilitas produksi di sektor pertanian.
Meski begitu, disadari bahwa ketersediaan pupuk bersubsidi sangat terbatas dan tidak mampu memeuhi kebutuhan petani. Oleh karena itu, produksi pupuk organik menjadi salah satu solusi yang harus dilakukan dalam memenuhi kebutuhan pupuk.
Adalah Fahmi A. Rizal, SSTP, yang menggagas berdirinya sebuah lembaga yang konsen mengolah limbah dan menjadikannya sebagai pupuk organik di Desa Cedana Pura, Kecamatan Toili, Kabupaten Banggai. Lembaga tersebut diberi nama Pos Bidik, yang merupakan singkatan dari Kompos Bikin Hidup Lebih Baik.
Fahmi menjelaskan, saat dirinya menjadi Camat Toili sekira tahun 2019 lalu, ia berfikir keras bagaimana caranya memenuhi kebutuhan pupuk di tingkat petani yang selalu menjadi permasalahan. Pasalnya, pupuk subsidi yang ada, hanya mampu memenuhi 40 persen dari kebutuhan pupuk petani setempat.
Bersama Gendon Prabowo,SP, seorang penyuluh pertanian, dan beberapa kawan lainnya, Fahmi kemudian menjadaikan Pos Bidik tersebut sebagai salah satu kelompok yang meproduksi pupuk organik. Mereka mengumpulkan limbah ternak sapi, limbah padi seperti sekam dan jerami, serta beberapa jenis limbah lainnya untuk memperkaya unsur dan kandungan pupuk yang dihasilkan.
Untuk mendukung kegiatan produksi pupuk organik, Pos Bidik membangun kerjasama dengan JOB Tomori, selaku kontraktor kontrak kerjasama industri hulu Migas di Kabupaten Banggai, yang beroperasi di wilayah tersebut.
“Menurut kami, JOB selaku industri hulu Migas yang ada di area ini, tentu punya tanggung jawab terhadap permasalahan yang dihadapi masyarakat, maka kami meminta dukungan dari JOB untuk kebiatan produksi pupuk organik ini,” kata Fahmi.
Diceritakan, pada awalnya Pos Bidik Cendana Pura memproduksi 170 ton pupuk organik, yang 80 persen diantaranya dibagi bagikan kepada masyarakat secara gratis, sebagai bentuk perkenalan. Karena kata dia, untuk merubah pemamahan petani tentang pupuk organik memang membutukan waktu.
Saat ini, Pos Bidik telah memproduksi pupuk organik sebanyak 335 ton per tahun, yang di distribusikan tidak hanya di wilayah Toili, namun juga sampai wilayah Kecamatan Luwuk. Saat ini untuk wilayah Toili, ada dua desa yang telah membangun kerjasama penggunaan pupuk organik yang diproduksi oleh Pos Bidik, yakni Desa Mulyoarjo dan Desa Karanganyer.
Pupuk organik tersebut dijual dengan harga murah, yakni 70.000 per sak dengan ukuran 40 Kilogram. Karena menurut Fahmi, tujuan utama dari produksi pupuk organik tersebut adalah untuk membantu petani. Pupuk yang diproduksi tersebut adalah pupuk umum yang bisa digunakan untuk seluruh jenis tanaman. Kecuali untuk tanaman durian, yang masih harus ada penambahan unsur lainnya.
Dalam kegiatan produksi, Pos Bidik telah memberdayakan sekira 45 KK penyedia baha baku, berupa kotoran hewan. Dimana peternak tersebut mengumpulkan limbah ternaknya, untuk dijual kepada Pos Bidik. Mereka juga telah mempekerjakan sekira 12 warga dalam produksi pupuk organik tersebut.
Relation Section Head JOB Tomori, Ruru Rudianto, mengatakan, dukungan JOB Tomori terhadap kegiatan produksi pupuk organik yang dilaksanakan oleh Pos Bidik Cendana Pura, adalah bagian dari komtimen JOB Tomori selaku industri hulu Migas yang ada di Kabupaten Banggai, dalam memberikan dukungan terhadap pertanian berkelanjutan.
“Salah satunya adalah pupuk organik. Ini penting untuk mendukung pemenuhan kebutuhan pupuk subsidi yang sejauh ini baru bisa terpenuhi 40 persen dari toal kebutuhan. Maka pupuk organik menjadi salah satu solusinya,” kata Ruru.
JOB Kata dia, akan terus mendorong masyarakat dalam melakukan studi atau pembelajaran bersama Pos Bidik, terkait dengan tata cara membuat pupuk organik, agar bisa membuat sendiri dan bisa menggunakannya sendiri. (*)
(bb/03)
Discussion about this post