BERITABANGGAI.COM, LUWUK – Dijuluki sebagai Kota Air, Luwuk memiliki beberapa lokasi wisata alam yang layak untuk dikunjungi.
Selain yang telah dibenahi Dinas Pariwisata Banggai dengan sediaan fasilitas yang memadai, beberapa di antara daya tarik wisata ini ada yang dikelola secara privat, dan bahkan masih sangat alami.
Artikel ini memuat daftar lokasi wisata alam, yang sayang jika Anda lewatkan saat berkunjung di Kota Air Luwuk, Kabupaten Banggai, Sulteng.
Beberapa di antaranya dapat dikunjungi tanpa bantuan guide.
Berikut ini urutan air terjun yang jaraknya terdekat dari pusat Kota Luwuk, yakni Air Terjun Mini Tontouan; Air Terjun Hanga-Hanga, Air Terjun Piala; Air Terjun Ayus/Laumarang; Air Terjun Akar Darah, Air Terjun Mokokawa, dan Uwe Sangkolong.
Adhielo Anakgunung, pegiat alam bebas yang aktif di beberapa organisasi di Kabupaten Banggai, menyebut, Air Terjun Piala dan Air Terjun Ayus atau Laumarang dapat diakses melalui Hanga–Hanga, Kecamatan Luwuk Selatan.
Selebihnya, diakses melalui Desa Tontouan, Kecamatan Luwuk.
Berikut ini urutan beberapa air terjun dengan jarak paling dekat dari pusat Kota Luwuk.
Pertama, Air Terjun Mini Tontouan. Air Terjun Mini Tontouan terdapat di Desa Tontouan Kecamatan Luwuk.
Air terjun ini dapat diakses dengan kendaraan bermotor sektar 5-10 menit, jaraknya dari pusat kota.
Di lokasi wisata Air Terjun Mini Tontouan, telah tersedia fasilitas berupa jalan jalan setapak dari papan yang dapat digunakan untuk mengakses air terjun. Juga tersedia fasilitas lainnya seperti gazebo.
Kedua, Air Terjun Hanga-Hanga. Air terjun ini berada di sekitar bangunan PLTMH. Tepatnya di ujung jalan aspal Kelurahan Hanga-Hanga, Kecamatan Luwuk Selatan.
Berada di kompleks PLTMH Luwuk, air terjun ini memiliki ketinggian sekitar 7 meter. Air mengalir deras dari bebatuan dan akar-akar pohon, dan jatuh di hamparan lempengan batu batu hitam di bawahnya.
Ketiga, Air Terjun Piala. Sama seperti Air Terjun Ayus, Air Terjun Piala juga berada di aliran Sungai Jole.
Air terjun ini lebih dekat diakses dari pusat Kota Luwuk dibanding Air Terjun Ayus.
Waktu tempuh dengan kendaraan bermotor untuk sampai di lokasi wisata Air Terjun Piala, sekitar 10-15 menit.
Hanya berjarak sekitar 15 menit dari Kota Luwuk, Air Terjun Piala menawarkan air terjun bertingkat-tingkat dengan ketinggian hingga tiga sampai empat meter. Air terjun ini menarik dikunjungi, akses yang mudah cocok bagi Anda yang sedang berkunjung ke Kota Luwuk.
Keempat, ada Air terjun Laumarang yang terletak Kelurahan Hanga-Hanga. Ini merupakan salah satu lokasi wisata yang masih alami. Air Terjun Laumarang juga dikenal dengan sebutan Air Terjun Ayus.
Air Terjun Ayus atau Laumarang dapat diakses dengan kendaraan sekitar 20-25 menit dari pusat Kota Luwuk.
Air terjun Ayus diapit lereng gunung yang cukup terjal. Air terjun ink masih sangat alami, dengan rimbun dedaunan pohon-pohon besar.
Terdiri dari beberapa tingkat, Air Terjun Laumarang dapat diakses dengan berjalan kaki, setelah tiba di lokasi dengan kendaraan roda empat dan roda dua.
Meski akses jalan setepak cukup curam, namun lokasi air terjun dapat diakses dengan berjalan kaki sekitar 5-10 menit.
Kelima, Air Terjun Akar Darah. Lokasi wisata ini kerap dikunjungi oleh para traveler yang benar-benar menyukai suasana alam.
Air terjun ini juga kerap didatangi oleh warga yang suka kamping di alam. Untuk mengakses Air Terjun Akar Darah dibutuhkan waktu sekitar 25-30 menit dari pusat Kota Luwuk.
Adhielo menerangkan, asal-usul penamaan air terjun yang disebut sebagai Air Terjun Akar Darah.
Menurut Adhielo, nama lokal air terjun tersebut adalah Air Terjun Lambeati. Namun, lebih populer disebut akar daerah.
Pasalnya di sekitar lokasi air terjun, tumbuh pohon yang getahnya merah seperti darah.
Keenam, Air Terjun Mokokawa. Lokasi ini tak kalah menarik. Air mengucur deras dari lempengan susunan bebatuan, mengalir yang di antara rimbun pohon-pohon besar dan lebat.
Air terjun Mokokawa sering dikunjungi para fotografer untuk mendapatkan foto suasana alam yang jarang terjamah. Seperti halnya mengakses Air Terjun Akar Darah, Air Terjun Mokokawa dapat diakses dengan kendaraan bermotor sekitar 40-50 menit.
Belum lama ini, Bupati Banggai, Amirudin Tamoreka; Kapolres Banggai, AKBP Ade Nuramdani; Wakapolres Banggai, Kompol Margiyanta, dan Kejari Banggai, Kajari Banggai Raden Wisnu Bagus Wicaksono, mengunjungi air terjun ini.
Ketujuh Uwe Sangkolong, sumber mata air yang tidak memiliki aliran sungai. Berada jauh ke kawasan hutan Kota Luwuk, airnya membentuk kolam.
Adhielo menyebut Uwe Sangkolong berarti air sepotong. Lokasi ini merupakan aliran sungai yang jarak dari mata airnya hanya sekitar 70-100 meter, kemudian airnya meresap kembali ke dalam tanah.
Untuk ke Uwe Sangkolong, dapat ditempuh dari Air Terjun Mokokawa, dengan berjalan kaki sekitar 30-50 menit. Sebab, akses kendaraan roda dua hanya sampai Mokokawa.
Kedelapan, Air Terjun Batu Tikar. Lokasinya di atas Kelurahan Soho, Kecamatan Luwuk.
Meski tren sejak lama, Air Terjun Batu Tikar jarang dikunjungi. Sebab, untuk mengaksesnya dibutuhkan waktu sekitar satu jam dengan berjalan kaki. Air terjun Batu Tikar lebih disukai oleh traveler yang hobi trekking.
Lokasi ini benar-benar masih sangat asri dan juga disukai oleh para penyuka kamping alam.
Di lokasi sekitar air terjun, penyuka kamping alam biasanya mendirikan tenda-tenda dengan hammock yang ditautkan di antara pohon-pohon besar berdaun lebat. Air terjun Batu Tikar berada di aliran sungai Soho, Kecamatan Luwuk.
Bagi Anda yang hendak berkunjung ke lokasi-lokasi dimaksud, baiknya memahami rute serta menyiapkan outfit yang sesuai dengan alam.
Juga sebaiknya ditemani guide jika hendak mengakses air terjun yang masuk ke belantara hutan yang menghadap Kota Luwuk itu.(*)
(bb/03)
Discussion about this post