BERITABANGGAI.COM,Luwuk—Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai menggelar Pelatihan Pemetaan Daerah Reseptif Malaria Bagi Pengelola Program Malaria di Kabupaten Banggai.
Pelatihan Pemetaan Daerah Reseptif Malaria Bagi Pengelola Program Malaria ini dilaksanakan selama empat hari di Hotel Santika Luwuk. Kegiatan pelatihan dibuka pada Rabu 18 Oktober sampai dan akan berlangsung sampai tanggal 21 Oktober 2021.
Kegiatan pelatihan pemetaan daerah reseptif malaria bagi pengelola program malaria dibuka oleh Kepala Bidang di Dinkes Mohamad Rizal. Hadir sebagai narasumber antaranya Hayati Kalla,SKM.,M.Kes, dari UPT Bapelkes Provinsi Sulawesi Tengah.
Selama pelaksanaan kegiatan 31 peserta yang berasal dari perwakilan Puskesmas di Kabupaten Banggai diinapkan di lokasi pelaksanaan kegiatan. Ini, karena agenda pelatihan berjalan dengan padat, dari pagi sampai malam hari.
Adapun materi materi kegiatan selama pelaksanaan pelatihan sebagai berikut.
Hari Pertama, Rabu 18 Oktober 2023
Materi tentang Building Learning Commitment (BLC) disampaikan oleh Hayati Kalla, SKM.,MKes.
Materi tentang kebijakan nasional pencegahan dan pengendalian malaria disampaikan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, I Wayan Suartika.
Materi tentang Anti Korupsi disampaikan oleh Hayati Kalla, SKM.,MKes.
Materi tentang surveilans vector malaria (MPI I) disampaikan oleh Yuyun Srikandi, SKM.
Materi tentang surveilans vector malaria (MPI I) disampaikan oleh Ivan Ds Gommo, SKM.
Hari kedua, Kamis 19 Oktober 2023
Peserta mengikuti refleksi oleh fasilitator pengendali pelatihan/MOT.
Kemudian materi tentang penentuan wilayah / daerah reseptif malaria (MPI II) oleh Yuyun Srikandi, SKM.
Dilanjutkan dengan materi pembuatan peta resepif (MPI III) oleh fasilitator Ivan DS Gommo, SKM.
Dan ditutup dengan materi rekomendasi pengendalian vektor malaria (MPI IV) oleh Mohamad Riyal, SKM. Kegiatan ini berlangsung sejak pagi sampai malam hari.
Hari Ketiga, Jumat 20 Oktober 2023
Peserta melakukan persiapan PL dan menuju lokasi PL.
Di lokasi, materi yang diberikan pembuatan peta reseptif (MPI III) PL dibawah bimbingan tim fasilitator.
Kemudian rekomendasi pengendalian vektor malaria (MPI IV) PL, sebelum peserta pulang ke Luwuk.
Hari Keempat, Sabtu 21 Oktober 2023
Peserta mengikuti post test dan evaluasi penyelengara. Kemudian Rencana Tindak Lanjut yang disampaikan oleh Hayati Kalla, SKM.,MKes.
Kegiatan ini rencananya ditutup oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, dr I Wayan Suartika.
Pengelola Program Malaria Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, Hence Malota, SKM ditemui saat bersama Pengelola Program Malaria Dinkes Provinsi Sulteng, Riyal SKM, menerangkan, meski pun Kabupaten Banggai merupakan daerah yang telah berhasil dalam eliminasi malaria sejak tahun 2018, tetapi tidak dipungkiri masih banyak wilayah berpotensi menjadi perindukkan vektor nyamuk penyebab malaria. Misalnya, rawa, sawah dan laguna. “Kabupaten Banggai memang daerah telah berhasil dalam eliminasi malaria, tapi banyak lokasi perindukkan vektor malaria,” katanya.
Ia menerangkan, Pelatihan Pemetaan Daerah Reseptif Malaria Bagi Pengelola Program Malaria di Puskesmas dilakukan karena Kabupaten Banggai belum memiliki data tentang tempat perindukkan vektor nyamuk malaria. “Dan bukan hanya Kabupaten Banggai, di Sulteng belum ada daerah yang memiliki data tentang lokasi perindukkan vektor malaria,” katanya.
Ia berharap dengan adanya data lokasi, pengelola program puskesmas memiliki pengetahuan dan pemahaman di lokasi mana saja, tenpat perindukkan vektor nyamuk malaria, sehingga dapat dilakukan pencidukan jentik nyamuk anopheles.“Luwuk sudah eliminasi malaria, tetapi belum memiliki peta reseptif malaria. Olehnya digelar pelatihan bagi pengelola program agar dapat melakukan pemetanan tempat pengindukkan vektor nyamuk malaria,” terangnya lagi.
Peta reseptif penting untuk memudahkan kegiatan pencidukan vektor nyamuk anopheles sebagai upaya mencegah munculnya penularan setempat.
Pengendalian vektor nyamuk anopheles dapat dilakukan dengan cara dengan penaburan bubuk larvasida di tempat perindukkan maupun dengan cara alami. Cara alami yakni melepas ikan cupang dan kepala timah pemakan jentik nyamuk anopheles penyebab malaria di lokasi yang menjadi tempat perindukkan. (BB/007)
Discussion about this post