BERITABANGGAI.COM,Luwuk—Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai memutuskan memperioritaskan penanganan terhadap peningkatan kasus diare.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, dr I Wayan Suartika, mengatakan, sampai Rabu 7 Februari 2024, pasien diare yang dirawat di rumah sakit masih sebanyak 65 orang. Sementara pasien yang sudah sembuh sebanyak 62 orang.
“Ada tambahan sehari sebelumnya 2 kasus diare sehingga yang dirawal sampai kemarin sebanyak 62 orang,” katanya Rabu 7 Februari 2024.
Selain pasien diare yang dirawat di RSUD Luwuk, ada juga kasus diare yang dirawat di Rumah Sakit Claire Medika, sebanyak 3 orang, dan 3 orang di Puskesmas Kampung Baru.
Terkait penyebab diare, alih-alih mencari penyebab, ia memastikan Dinas Kesehatan Banggai memprioritaskan penanangan dan pencegahan.
“Terkait kasus diare, perioritas Dinas Kesehatan paling utama, adalah penanganan,” katanya.
“Kemudian melakukan pencegahan agar kasus tidak menyebar luas,” ujarnya.
Ia menjelaskan, pencegahan dilakukan antaranya dengan penyuluhan. Penyuluhan dilakukan oleh dinas kesehatan maupun Puskesmas. “Kemudian mencari penyebab diarenya,” katanya.
Ia menjelaskan, penyebab diare secara teori menyebar melalui makanan dan minuman.
“Secara umum menyebar melalui makanan dan minuman, saat ini mulai dicari makanan dan minuman apa yang menjadi penyebabnya,” katanya.
Ia memastikan, Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai sudah memeriksa air yang diperkirakan dikonsumsi oleh masyarakat di sekitar kasus -kasus diare.
“Kami sudah memeriksa air di 37 titik, 31 di antaranya diambil dari Depot Air Minum isi Ulang (Damiu), dan 6 lainnya yang diperiksa adalah sumber air yang digunakan Damiu,” ujarnya.
Hasilnya, kata Kadinkes Banggai, sebanyak 31 titik Damiu yang diperiksa hasilnya negatif.
Sementara dari 6 sumber air yang telah diperiksa, 2 di antaranya positif, terdapat bakteri.
Namun ia mengatakan, hal itu juga tidak dapat dijadikan patokan, bahwa sumber penyebab diare berasal dari sumber air tersebut.
Sebab Damiu juga telah diperiksa dan mengambil sumber air baku dari 2 sumber air tersebut, dan hasilnya hasilnya negatif.
“Setelah diolah bakteri tidak lagi ditemukan di damiu-damiu,” katanya.
“Secara teori dan umumnya terjadi kasus diare bersumber dari makanan dan minuman,” pungkasnya. (BB/007)
Discussion about this post